![](https://kampungpasarmodal.com/upload/11ca21f04b-home-banner.jpg)
CLOSE
Pada penutupan perdagangan Selasa (30/10/19) Indeks Harga Saham Gabungan menguat 0.23% pada level 6295.747 atau 14.609 poin . Dicatat 17.72 miliar saham yang diperdagangkan dibursa dengan total nilai 9.24 triliun. Asing mencatat penjualan bersih (net foreign sell) Rp 59,81 miliar di seluruh pasar. Tujuh dari tiga sektor berada di zona hijau yakni Sektor Pertambangan menguat 2,37%, Sektor Perkebunan menguat 0,54% dan Sektor Konstruksi menguat 0,44%. Sedangkan sektor yang berada dizona merah dengan pelemahan yang cukup signifikan yakni Sektor Infrastruktur melemah 0,67%, Sektor Aneka Industri melemah 0,40% dan Sektor Perdagangan melemah 0,10%.
Jika dilihat dari segi teknikal, diperkirakan IHSG hari ini masih akan melanjutkan penguatannya pada support dan resistance 6270-6320 dapat dilihat juga dari indikator Moving Average (MA9/MA20) yang masih ada diatas rata-rata dan belum menunjukan pada area jenuh belinya. Sentimen positif dari global yakni adanya isu pemangkasan suku bunga AS.
Singaraja Putra akan IPO dengan harga penawaran Rp 108 per saham
Perusahaan jasa akomodasi PT Singaraja Putra Tbk akan melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) sebanyak 175 juta saham. Jumlah ini setara 63,63% dari total saham yang ditempatkan dan disetor penuh.
Berdasarkan pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Selasa (29/10), Singaraja Putra memasang harga penawaran Rp 108 per saham. Dengan begitu, perusahaan ini akan memperoleh dana IPO sebesar Rp 18,9 miliar.
Masa penawaran umum IPO ini berlangsung sejak 30 Oktober 2019 hingga 1 November 2019. Gerai penawaran umum berlokasi di PT Adimitra Jasa Korpora, Rukan Kirana Boutique Office, Jl. Kirana Avenue III Blok F3 No.5.
Setiap pemegang dua saham baru berhak memperoleh satu Waran Seri I yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru perusahaan yang dikeluarkan dari portepel. Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp 115 ini mempunyai jangka waktu pelaksanaan dari 8 Mei 2020 hingga 7 November 2022. Tanggal penjatahan jatuh pada 5 November 2019, serta tanggal pencatatan saham dan waran di Bursa Efek Indonesia (BEI) jatuh pada 8 November 2019.
Menurut HIMA AE, Bursa Efek Indonesia terus mendorong para pengusaha untuk melakuakan Initial Public Offering (IPO) atau mencatatkan peusahaannya di pasar modal. Hingga kuartal III-2019, sudah ada 41 perusahaan yang tercatat di bursa efek. Adapun manfaat yang didapat perusahaan ketika mereka memutuskan untuk Go Public, antara lain:
Mendapatkan dana segar, hal ini didapatkan dari investor yang menanamkan modalnya pada emiten terkait dengan itu. Perusahaan dapat melakukan perbaikan keuangan, pembayaran hutang, melakukan ekspansi, dan lain sebagainya.
Dengan adanya keterbukaan informasi yang professional, jelas, dan prospektif, maka investor tidak akan ragu untuk menanamkan modalnya kepada emiten yang terkait, sehingga nama baik perusahaan dikenal masyarakat, dan akan memudahkan perusahaan untuk mencari mitra kerja strategis, dan membuka lapangan kerja seluas luasnya. Diharapkan kedepannya semakin bertambah jumlah perusahaan yang go public
Sources : Kontan
Pada perdagangan Rabu, 30 Oktober 2019 PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk. (TELE) ditutup menguat sebesar +2,90% pada harga 354. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin saham TELE membentuk candle Long White Body yang mengindikasikan adanya potensi penguatan yang berkelanjutan. Hal ini juga didukung oleh indikator Moving Average 5, Stochastic dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.
Recommendation : BUY
Target Price : 370
Stop Loss : 342
(DISCLAIMER ON)
Telah diterbitkan di
https://hima-analisefek.com/2019/10/31/mentari-pagi-edisi-542-kamis-31-oktober-2019/